Tidak sampai 1 bulan aku pindah di Dompu, dan dengar kabar kalau di Dompu waktu itu lagi trend budidaya walet, sebenarnya dari keluargaku tidak ada niat berurusan sama walet si pembuat liur emas tersebut, tetapi atas dorong Om rifin dan juga didukung dengan ada bangunan sebelah rumah papa yang tidak dihuni maka kami pun iseng – iseng mulai mencoba memikat walet tsb.
Dikarenakan buta tentang walet maka aku minta tolong sama saudara ku di Surabaya untuk membeli perlengkapan serta buku cara memikat walet yang bener. Setelah seminggu menunggu barang pesanan akhirnya datang juga, aku pun membaca buku dengan judul Cara Memikat Walet karangan bapak Henmulia
Wah karena penasaran yang tinggi aku membaca semua buku itu dalam 1 hari dan sesuai teori yang ada di buku besok harinya papa dan om rifin mulai membangun ruangan walet tersebut dari pintu masuk, ruang inap walet, papan sirip, dan letak tweeternya. Karena kita tidak tau cara pemasangan tweeter sama amplifier nya maka di panggil tukang namanya pak adi, dia tau seluk beluk tentang audio karena sering pasang audio di mobil. Setelah semua beres sekarang tinggal mencoba suara yang di beli dari Surabaya. Wow baru aja bunyi tuh suara sudah pada datang semua tuh walet-waletnya.
Seminggu telah berlalu dan ruangan inap walet pun merana tanpa penghuni, walet oh walet dimana kah kamu???
Banyak teori yang aku pelajari, banyak forum yang aku baca tetapi tetap untuk memahami perilaku walet itu susah tidak segampang kita misalkan berternak ayam atau yang lainnya makanya kenapa sarang walet itu mahal karena memang demand dan supplier tidak seimbang serta sarang yang mempunyai banyak sekali khasiat yang baik bagi tubuh manusia.
No comments:
Post a Comment